Posts

18 November 2018

Injil hari ini mengingtkan saya waktu saya menjadi guru. Sebelum ulangan/ujian, saya selalu memberi kisi-kisi kepada para murid-murid saya. Dalam Injil hari ini, Yesus pun sedang memberi kisi-kisi tentang akhir zaman. Saya mencoba membandingkan suasana kelas dan keadaan para murid ketika mendengar kisi-kisi. Murid saya akan senang bila saya memberi kisi-kisi karena mereka bisa lebih fokus apa yang akan mereka pelajari. Sedangkan murid-murid Yesus saat itu? Di satu sisi mereka pasti senang, tapi di sisi lain mereka pasti cemas. Mengapa? Jika murid saya sudah tahu pasti kapan akan ujian, sedangkan para murid Yesus tidak tahu kapan akhir zaman akan tiba. Mereka hanya di suruh untuk berjaga-jaga dan siap sedia, dalam hal ini, murid-murid Yesus ini termasuk kita. Berjaga-jaga macam apa yang Yesus inginkan dari kita, manusia yang sangat dicintaiNya ini? Yesus rindu untuk di datangi manusia dalam doa, bersekutu intim denganNya melalui hosti kudus, bukan hanya menjadi pendengar sabda tetapi...

11 November 2018

Janda di Sarfat bersedia memberikan roti yang ia buat sendiri dan sedikit tepung yang ada di rumah. Ia sendiri mengatakan bahwa ia akan membuat roti dari sedikit tepung itu untuk dia dan anaknya. Setelah makan roti itu mereka akan mati karena tidak ada lagi tepung. Atas permintaan Elia, roti dari sedikit tepung itu akan diberikan juga kepada Elia. Bayangkan, roti terakhir yang tersedia, harus dibagi lagi kepada orang lain yang sedang kelaparan. Janda sarfat memberi roti dari kekurangan kepada Elia. Demikian pula halnya dengan janda miskin yang memasukan persembahan ke dalam peti persembahan. Yesus mengatakan bahwa pemberian janda itu lebih besar karena Ia memberi dari kekurangan. Dua janda dalam bacaan-bacaan kitab suci hari ini menunjukkan kepada kita, iman yang sesungguhnya. Iman tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk yang lain. Iman yang sesungguhnya dilihat dari tindakan atau perbuatan kasih. Mereka adalah contoh orang beriman yang meneladani Yesus Kristus yang rela meny...

4 November 2018

Cinta tidak mengenal sebagian, tetapi melibatkan seluruh diri pribadi . Seorang anak sedang asyik bermain bola ditengah lapangan. Ia tidak terusik panasnya terik  matahari. Lupa makan dan minum. Ia seakan menjadi satu dengan bola itu. Hal yang sama berlaku untuk orang yang mencintai apa yang dikerjakannya: Pelukis yang sedang menggambar pemandangan seakan bersatu dengan alam dihadapannya, petani yang tidak mengenal lelah mengerjakan ladang, perawat yang sedang sepenuh hati melayani pasien, seorang pekerja sosial yang tekun melayani orang miskin, mereka ini mencintai pekerjaannya dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan tenaganya. Yesus mengajarkan kita bahwa Tuhan melebihi segala galanya. Maka mencintai Tuhan harus dengan seluruh diri kita. Artinya kita harus memuji Tuhan juga kalau kita sedang bekerja, kita harus berdoa kepada-Nya dalam setiap kesempatan, kita membaca Sabdanya seperti kalau kita membaca surat kabar, mendengarkan Sabda-Nya seperti kita selalu mendengar radio...

28 Oktober 2018

Hukuman keras Tuhan kepada Israel bukanlah akhir dari segala-galanya. Pasal 30-33 menyatakan kerinduan Allah memulihkan Israel. Di pasal 30, walaupun dosa Israel sebenarnya tak terampunkan tapi kasih Allah bagaikan kasih Bapa, yang setelah memukul keras anak-Nya, akan mengampuni dan memulihkan Israel. Pemulihan kembali ke sediakala berarti Israel kembali menjadi umat Allah, dan Tuhan menjadi Allah mereka sebagaimana ditegaskan dalam perjanjian Sinai (31:1; lih. Kel. 19:5; Yer. 7:23; 11:4; 24:7; 30:22; 31:33; 32:38). Allah mengasihi Israel dengan kasih kekal (3). Dulu kasih Allah dinyatakan melalui pembebasan nenek moyang Israel dari perbudakan Mesir dan pemeliharaan di padang gurun (2). Kelak mereka akan dibebaskan dari pembuangan untuk dibangunkan kembali di Tanah Perjanjian (4-6). Janji pemulihan itu akan membawa sukacita yang besar karena bukan hanya Yehuda dipulihkan, bahkan Israel pun ikut dipulihkan (7-9). Maka Samaria akan kembali subur bertumbuhkan kebun anggur dan dari Efr...

21 Oktober 2018

"Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, seorang lagi di sebelah kanan, dan seorang di sebelah kiri-Mu."  Permintaan seperti ini seringkali kita dengungkan dalam doa doa kita , karena kita mengharapkan kehidupan akhirat yang penuh kebahagiaan. Kita sangat menginginkan kelak berada bersama Allah, dan turut menikmati kebahagiaan dalam keluarga Allah. Apakah keinginan kita ini didukung dengan tindak tanduk dan perilaku kita? Ataukah permohonan kita ini hanya mengharapkan belas kasihan Tuhan tanpa sedikitpun usaha dari kita ? Ini tentu menjadi ganjalan besar.Yesus  sendiri menyatakan :” Itu akan diberikan kepada orang-orang yang baginya telah disediakan." Ini berarti tidak setiap kita dapat menempati posisi disamping Yesus , tetapi hanya mereka yang pantas untuk menempatinya. Yang paling penting mempersiapkan diri kita agar kelak bisa bersama Yesus.  Karena keberadaan kita bersama Yesus bukanlah  jabatan politis, tetapi posisi spiritual. ...

14 Oktober 2018

Kalau kita membanding bandingkan kehidupan orang kaya dan kehidupan orang miskin, orang kaya lebih tidak aman daripada orang miskin, Orang kaya selalu memikirkan hartanya agar tidak hilang, Karena ketakutannya yang begitu besar, ia memagar rumahnya dengan barisan  satpam. Lain halnya dengan orang miskin, mereka tidak mempunyai apa apa selain yang ada pada badan mereka sehingga mereka tidak cemas akan kehilangan sesuatu. Orang kaya yang terlampau melekat dengan hartanya ini akan sangat gelisah lagi mendengar pernyataan pernyataan yang diberikan Yesus hari ini, Disini Yesus tidak bermaksud melarang kita memiliki harta, tetapi mengingatkan kita untuk tidak terlalu melekat pada harta dan mendewa dewakan harta kita.  Kalau kita orang sederhana tetapi begitu mencintai diri  dan tidak rela dikorbankan untuk orang lain, kita juga sukar untuk masuk kedalam Kerajaan Surga. Untuk mengikuti Yesus kita di tuntut untuk mengorbankan apa saja yang ada pada kita, bahkan nyawa kita. Kita...

7 Oktober 2018

Kalau kita membanding bandingkan kehidupan orang kaya dan kehidupan orang miskin, orang kaya lebih tidak aman daripada orang miskin, Orang kaya selalu memikirkan hartanya agar tidak hilang, Karena ketakutannya yang begitu besar, ia memagar rumahnya dengan barisan  satpam. Lain halnya dengan orang miskin, mereka tidak mempunyai apa apa selain yang ada pada badan mereka sehingga mereka tidak cemas akan kehilangan sesuatu. Orang kaya yang terlampau melekat dengan hartanya ini akan sangat gelisah lagi mendengar pernyataan pernyataan yang diberikan Yesus hari ini, Disini Yesus tidak bermaksud melarang kita memiliki harta, tetapi mengingatkan kita untuk tidak terlalu melekat pada harta dan mendewa dewakan harta kita.  Kalau kita orang sederhana tetapi begitu mencintai diri  dan tidak rela dikorbankan untuk orang lain, kita juga sukar untuk masuk kedalam Kerajaan Surga. Untuk mengikuti Yesus kita di tuntut untuk mengorbankan apa saja yang ada pada kita, bahkan nyawa kita. Kita...